50 Guru Dayah Banda Aceh Dilatih Penyusunan RPS

Banda Aceh – Sebanyak 50 guru dayah di Kota Banda Aceh mengikuti pelatihan Rencana Pembelajaran Santri (RPS) selama tiga hari kedepan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Dayah (Disdik Dayah) di Hotel Grand Permata Hati pada Selasa (8/11/2022).

Kegiatan yang mengambil tema Revitalisasi Kurikulum Dayah di Era Milenial, menghadirkan tiga narasumber yang profesional di bidangnya yaitu Tgk. Hasanuddin, M. Ed (Dosen STISNU Aceh) mengulas materi Urgensi Kurikulum Dayah dan Analisa Penyusunan RPS, Tgk. Mustafa Husen, S. Pd.I (DPP ISAD Aceh) dengan materi Kebijakan Pemerintah Aceh dalam Penyusunan RPS dilingkungan Dayah serta Tgk. Murtada, M. Pd (Guru Dayah Darul Ihsan/Praktisi Kurikulum Dayah) dengan materi Praktik Penyusunan RPS.

Kegiatan yang dibuka oleh Pj. Walikota Banda Aceh Bakri Siddiq, SE, M.Si melalui Kepala Disdik Dayah Banda Aceh, Muhammad, S. Sos, MM, mengatakan bahwa Disdik Dayah Banda Aceh terus berusaha meningkatkan kompetensi guru dan santri dayah dalam upaya menyongsong Implementasi Akreditasi Dayah Aceh.

Sebagai komitmen mendukung upaya peningkatan kompetensi guru dan santri dayah serta mendorong implementasi akreditasi dayah tahun 2022, berbagai pelatihan telah dilakukan oleh Disdik Dayah Banda Aceh diantaranya, Pelatihan Ilmu Falak, Pelatihan Publik Speaking, Menulis Ilmiah, Workshop Akreditasi Dayah, Penyusunan Rencana Pembelajaran Santri (RPS).

Lebih lanjut Muhammad mengatakan seluruh peserta diharapkan mampu menyusun dokumen RPS yang nantinya menjadi salah satu dokumen penilaian akreditasi dayah, karnanya pelatihan ini dinilai strategis.

Muhammad mengatakan bahwa guru dayah nantinya akan terbiasa dengan tradisi budaya akademik, dimana setiap proses pembelajaran diawali dengan penyusunan RPS, sehingga siapa saja guru dayah yang mengajar bidang studi di setiap jenjangnya akan ada standar baku akademik, termasuk juga standar minimal tingkat ketuntasan materi.

“Ini penting dalam mengukur kompetensi santri dalam setiap bindang (materi pelajaran) di lingkungan dayah. Tradisi ini baru dimulai di kalangan dayah salafiyah (tradisional) sementara dayah Terpadu, tentu sudah terbiasa, karna mengikuti pola sekolah formal lainnya dan gurunya pun sudah sering mengikuti berbagai pelatihan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional,” ungkap Muhammad.

Sementara Kabid SDM dan Manajemen, Muhammad Syarif, S. HI, M.H mengatakan 10 peserta terbaik akan diberikan bonus berupa uang pembinaan, setelah melakukan penilaian terhadap dokumen RPS yang disusun sesuai bidang keilmuan.

Turut hadir pada kegiatan pembukaan Jailani, Pejabat Disdibud Banda Aceh, Surya Darma, unsur BMK Banda Aceh, Sayed Khawalid, MA Kasi PD Pontren Kanmenag Banda Aceh, Ridwan Ibrahim, S.Ag, M.Pd, Kadis Syariat Islam serta Drs. Sofyan Sulaiman, Wakil Ketua MPD Kota Banda Aceh.(Hus/Hz)

Facebook Comments