Pesan Bakri Siddiq ke FKUB: Terus Bekerja untuk Banda Aceh yang Sejuk dan Toleran

Banda Aceh – Pj Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq meminta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Banda Aceh terus bekerja maksimal dalam membina dan meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.

Permintaan tersebut disampaikan Bakri Siddiq saat menerima audiensi FKUB Kota Banda Aceh yang dipimpin Abdul Syukur, Selasa (27/12/2022) di Pendopo Wali Kota.

Kata Bakri, ia yang besar dan menempuh pendidikan di Banda Aceh sangat merasakan bagaimana sejuknya kondisi kehidupan beragama di ibukota provinsi tanpa ada gesekan dan konflik berlandaskan agama.

Kondisi tersebut masih terus terjaga hingga saat ini, dan membuat Banda Aceh menjadi kota yang sangat toleran.
“Selama ini kita telah membuktikan Islam sebagai mayoritas jadi pelindung bagi umat beragama lain, Islam itu Rahmatan Lil Alamin, itu harus kita sosialisasikan secara terus-menerus,” kata Bakri Siddiq.

Lanjutnya, Umat Islam di Banda Aceh selama ini telah membuktikan diri bisa bersanding dengan pemeluk agama lain, bukan bertanding. Menurutnya, pemahaman tersebut menjadi modal yang kuat dalam melahirkan kesejukan dalam kehidupan beragama.

“Kita ingin terus buat Banda Aceh ini sejuk, bersahabat, makanya saya sering sebut tagline Aceh Meutaloe Wareh, Gaseh Meugaseh Bila-meubila. Indah sekali ketika ada kekurangan kita ditutup oleh kawan, kemudian kekurangan kawan kita yang tutup,” tambahnya.

Ia kemudian menyebutkan, masyarakat Banda Aceh sangat ‘welcome’ untuk ummat agama yang dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.

Ia pun meminta FKUB terus bekerja maksimal dan menjalankan fungsinya semaksimal mungkin dalam menghadirkan kesejukan dan toleransi.
“Saya ingin masukan-masukan dari FKUB, kita (Pemko) perlu terus mendorong dan mendukung organisasi ini,” kata Bakri kepada Kepala Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Heru Triwijanarko yang ikut hadir bersama jajarannya.

“Kalau bersanding indah sekali, karena kita bisa saling mengisi,” tambah Bakri Siddiq seraya mengatakan Banda Aceh adalah beranda depan dan miniatur Aceh yang harus jadi contoh bagi daerah lain terkait toleransi.

Sebelumnya, Ketua FKUB Banda Aceh Abdul Syukur melaporkan berbagai program yang dijalankan pihaknya kepada Pj Wali Kota.

Ia mengatakan pengurus FKUB yang beranggotakan 11 orang selama ini dibina oleh Kesbangpol Banda Aceh.

Organisasi yang dipimpinnya, rutin menggelar rapat untuk menampung aspirasi kemudian mengevaluasi jalannya kerukunan beragama di Banda Aceh untuk kemudian dilaporkan ke Kesbangpol

“Jika ada persoalan yang muncul, kami langsung lakukan penanganan dengan gerak cepat bersama para tokoh-tokoh,” lapor Abdul Syukur.

Namun, lanjutnya secara keseluruhan kondisi kehidupan beragama di Banda Aceh sangat rukun, aman dan tentram.

Hal serupa juga disampaikan oleh anggota FKUB lainnya, Willy tokoh dari Buddha. Ia mengaku sangat nyaman tinggal di Banda Aceh meski mereka merupakan minoritas.

Katanya, mereka memiliki empat Vihara dan dapat menjalankan ibadah dengan aman dan lancar.
“Selama kami di banda, kehidupan bermasyarakat sangat aman dan nyaman,” ujar Willy.

Eliudidn Gea, tokoh protestan juga menyampaikan hal senada. Ia yang sudah 43 tahun menetap di Banda Aceh mengaku belum pernah terjadi gesekan antar ummat beragama.
“Jumlah kami 1600 orang, kita bisa beribadah dengan cukup nyaman dan aman, tidak ada gangguan. Kita berharap kondisi ini terus terbina ke depannya,” harapnya.[]

Facebook Comments