Pisah Sambut Wali Kota, Wakil Wali Kota dengan Pj Wali Kota Berlangsung Penuh Keakraban

Banda Aceh – Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh menggelar acara pelepasan mantan Wali Kota-Wakil Wali Kota, Aminullah Usman-Zainal Arifin sekaligus menyambut PJ Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq.

Acara berlangsung pada Jumat malam, 15 Juli 2022, di aula lantai IV Gedung Mawardy Nurdin, Balai Kota Banda Aceh.

Turut hadir Sekdako Amiruddin, Wakapolresta Satya Yudha Prakasa, Kasdim 0101/BS M Fahdi, Kajari Dedi Hermawan, Ketua MPU Tgk Damanhuri Basyir, Ketua MPD kota Salman Ishak, Ketua MAA kota Tgk H Zainun Muhammad, Dirut Perumdam Tirta Daroy T Novizal Aiyub, Dirut LKMS Mahirah Muamalah T Hanansyah, para staf ahli, para asisten dan kepala SKPK, dan para Camat.

Dimulai dengan saling menikmati jamuan makan malam bersama, suasana berlangsung penuh keakraban dan kebersamaan. Di sela-sela acara juga diputarkan video kilas balik Aminullah Usman bersama Zainal Arifin semasa menjabat, hingga penyambutan Pj Wali Kota Bakri Siddiq.

Diawali dengan sambutan mantan Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin mengatakan, dirinya sudah menjalani posisi sebagai wakil selama tujuh tahun setengah, sejak dirinya diberi kepercayaan menjadi wakil wali kota PAW oleh DPRK semasa Pemerintahan Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal, yang menggantikan almarhum Mawardy Nurdin yang tutup usia saat masih menjabat sebagai wali kota periode 2012-2017.

“Dan setelah itu Alhamdulillah saya diajak Bapak Aminullah dan kami pun ditakdirkan memimpin Banda Aceh,” ungkap pria yang kerap disapa Chek Zainal, yang didampingi sang istri, Hj Fauziah.

Ia pun menyampaikan kata maaf kepada jajaran ASN, yang di mana selama tujuh tahun setengah bersama menurutnya pasti banyak khilaf dan kekurangan.

Kemudian, Wali Kota demisioner, Aminullah Usman bersama istri Hj Nurmiati AR juga turut menyampaikan apresiasi kepada jajaran dan sejumlah harapan terhadap Pj Wali Kota.

Mengawali sambutan, Aminullah Usman sekilas mengisahkan sepak terjang karirnya yang dimulai dari sebagai seorang akuntan hingga menjadi Dirut Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh yang kini dikenal Bank Aceh Syariah (BAS) selama dua periode (2000-2010).

Sudah menjadi warga Banda Aceh sejak tahun 1978, Aminullah mengatakan bahwa Banda Aceh merupakan DNA baru yang ada dalam dirinya. Terlebih ke enam anaknya lahir di ibukota Provinsi Aceh.

Sebagai seorang akuntan, Aminullah bercita-cita menjadi wali kota untuk melanjutkan pembangunan di bidang ekonomi, syariat dan pendidikan yang lebih baik.

“Dari segi pembangunan infrastruktur kita semua tahu dan patut diakui Banda Aceh kembali bangkit pasca Tsunami di tangan walkot sebelumnya,”.

“Namun saya melihat ekonomi, angka kemiskinan, pengangguran juga masih harus di dongkrak. Maka saya bersama Pak Zainal pun ikut serta membangun Banda Aceh dalam visi misi dari 3 pilar: ekonomi, agama dan pendidikan,” ujarnya.

Wali kota senior itu juga turut mengulas sederet pencapaian di masanya. Sejumlah prestasi yang terukir pun menjadi modal baru pada estafet pemerintahan di bawah kepemimpinan Pj Bakri Siddiq dalam menakhodai Banda Aceh.

Aminullah pun menitipkan sejumlah harapannya kepada Bakri Siddiq, mulai dari 5000 ASN untuk terus dibimbing dengan baik, Lembaga Keuangan Mikro Syariah Mahirah Muamalah yang menjadi pondasi bangkitnya UMKM dan pemberantasan rentenir, Mal Pelayanan Publik (MPP) sebagai pusat pelayanan terbaik, Pasar terpadu Al Mahirah, dan program pembangunan rumah bagi duafa.

Penjabat Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq pun turut mengapresiasi sejumlah capaian yang diberikan Aminullah dan Zainal Arifin untuk Banda Aceh selama ini.

Dalam sambutannya, Bakri mengatakan sangat menghargai apa yang telah dilakukan wali kota sebelumnya, dimana selama 30 tahun terakhir cukup pesat perkembangannya bagi Banda Aceh.

Bakri Siddiq yang memiliki basic ekonom itu juga merincikan pencapaian pemerintahan sebelumnya yang meliputi pertumbuhan ekonomi, income per capita, kenaikan IPM, angka pengangguran dan kemiskinan dan pengangguran, serta rasio pendapatan rata-rata Banda Aceh.

Ia pun menyampaikan beberapa hal yang menjadi prioritasnya dalam visi “Aceh Meutaloe Wareh, Gaseh Meugaseh Bila Meubila”.

” Pertama pemantapan syariat Islam dengan budaya Aceh. Kemudian aspek kebersihan, dan selanjutnya air bersih yang memang menjadi harapan kita bersama,” ungkapnya.

Dalam membangun kota ia pun berharap sinergitas antara Forkopimda dan dukungan para staf dan SKPK saling terjaga. “Saya punya prinsip, setelah kita berikhtiar, hanya kepada Allah kita bersandar dan berserah diri.”.

Acara pun berakhir dengan penyerahan kado sebagai kenang-kenangan dari Pj wali kota, para SKPK dan unsur Forkopimda kepada wali kota dan wakil wali kota periode 2017-2022.(riz)

 

Facebook Comments