Banda Aceh – Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh mendatangkan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ke aula kantornya, Kamis (22/4/2021).
Adapun LSM yang hadir diantaranya, Mapesa, Pedir Museum, Peusaba, Darud Donya, Aceh Social Community.
Dalam kesempatan itu, Ketua MPU Kota Banda Aceh Dr. Tgk. Damanhuri Basyir mengatakan, pertemuan ini dilakukan untuk menambah wawasan baru kepada para anggota serta mencari solusi soal pro dan kontra terkait adanya makam kuno dan situs sejarah di lokasi Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) Banda Aceh yang sudah tertunda sekitar tiga tahun lamanya.
Menurutnya, keberadaan kawasan cagar budaya yang menyimpan situs sejarah harus dilestarikan, tidak boleh dialihfungsikan.
“Kita inginkan situs itu jelas data-datanya, kemudian nanti kalau memang itu situs sejarah, harus dipertahankan dan dia tidak bisa dialihfungsikan itu yang kita inginkan,” jelasnya.
Selanjutnya, hasil dari pertemuan rapat ini nantinya akan dimusyarawahkan dengan Anggota MPU dalam rapat rutin yang mereka adakan setiap pekan, hingga menghasilkan sebuah tausiah.
“Harapan kita bagaimana pembangunan Kota Banda Aceh tetap jalan juga pelestarian situs sejarah tetap jalan.”
Sementara itu, Pendiri Pedir Museum Masykur Syarifuddin menilai pentingnya menjaga dan menyelamatkan kawasan bersejarah di Banda Aceh khususnya kawasan Gampong Pande, Gampong Jawa, Peulanggahan, Merduati dan Keudah.
“Kawasan tersebut adalah kawasan yang paling dipadati oleh situs sejarah baik berupa batu nisan, struktur bangunan, benteng/ kuta maupun sebaran artefak lainnya dipermukaan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, situs bersejarah yang sudah dijumpai di Gampong Pande, Gampong Jawa dan sekitranya saling terikat.
“Disana ada Makam Faqih Muhannad ibn Syuhbah al-Farnawi seorang ulama Mekkah yang merupakan pengasuh sultan dan wafat pada abad ke 16. Ada juga makam seorang yang digelar dengan Sundusul Balad yakni perhiasan mewah bagi negeri, dimana di dekat makam tersebut pada tahun 2013 ditemukan ribuan koin dirham era Kesultanan Aceh dan Turki Usmani,” sebutnya.(Ah/Hz)