Banda Aceh – Semenjak diberlakukan darurat Covid-19 secara Nasional pada 16 Maret 2020, Pemerintah Kota Banda Aceh bergerak cepat melakukan berbagai tindakan penanganan guna mencegah penyebaran virus mematikan tersebut.
Pada awalnya, Pemko Banda Aceh merakit sinergitas antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.
Selain itu, berbagai upaya mulai dari pembentukan Tim Siaga Covid-19 yang melibatkan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), sampai membentuk tim di desa-desa dengan istilah ‘Pageu Gampong’, untuk mengawal siapa saja yang masuk kota Banda Aceh itu harus terdeteksi, dan diisolasi selama 14 hari.
Begitulah sekilas pemaparan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dalam acara Talk Show yang digelar Ikatan Mahasiswa Kota Banda Aceh (IKAMBA) di Gedung ITLC, kawasan Blang Padang pada Sabtu, 23 Januari 2021.
Lanjutnya lagi, 29 Maret 2020 Banda Aceh ditetapkan sebagai daerah yang rawan akan Covid-19, atau dilabeli dengan Zona Resiko Merah (Red Zone).
“Karena situasi semakin sulit, bahkan Plt Gubernur Aceh saat itu sempat menginstruksikan pemberlakuan jam malam (tidak ada yang boleh keluar), namun tak lama, mengingat aturan itu sangat berefek pada ekonomi, khususnya Banda Aceh,” ujar Aminullah.
Upaya selanjutnya, ungkap Aminullah, Pemko melakukan tahapan Rapid Tes, Swab masal, pembagian masker, hingga Pemko memberikan bantuan berupa modal usaha dan alat kerja bagi pelaku UMKM terdampak.
Kemudian, melihat kedisiplinan warga yang saat itu masih minim dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes), Aminullah pun menerbitkan Perwal 51 tahun 2020, dengan menetapkan sanksi administrasi dan adat bagi setiap pelanggar prokes.
“Tiap harinya juga kita jalankan razia di tempat publik dan keramaian, bahkan kita imbau bagi yang memiliki usaha agar menyiapkan tempat cuci tangan dan alat tes suhu tubuh,” ungkapnya.
“Kita juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya Covid-19 dan pentingnya menjalan prokoes. Alhamdulillah, zona merah ini menurun ke zona orange, dan hingga kini kita mengejar zona hijau (minim Covid-19),” tambahnya.
Hingga kini, kata Aminullah lagi, Pemko terus mengupayakan agar Banda Aceh tidak bertambah lagi kasus positif Covid-19. Untuk itu, ia pun meminta semua elemen termasuk mahasiswa sebagai generasi kritis untuk turut serta dalam menekan angka penyebaran corona di Banda Aceh, dan Aceh pada umumnya.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Saminan, Kepala Dinas Pariwisata Iskandar, Kabag Humas Setdako Said Fauzan, dan seratusan peserta yang didominasi mahasiswa dari berbagai paguyuban di Aceh.