Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh terus melakukan berbagai macam terobosan guna menyahuti dan melayani warga kota Banda Aceh. Problematika terkait pelayanan air bersih di ibu kota Banda Aceh hingga saat ini terus mengalami peningkatan yang lebih baik.
Hal ini tentu sebagai wujud untuk menunaikan janji Walikota Banda Aceh H. Aminullah Usman, SE, Ak. MM bersama wakilnya Drs. H. Zainal Arifin untuk menuntaskan persoalan air bersih di tahun 2019. Selasa, 26/3/2019.
Direktur utama PDAM Tirta Daroy, H.T. Novizal Aiyub, SE. Ak mengatakan penuntasan persoalan air bersih di Banda Aceh semakin mendekati harapan. Terbukti dengan semakin berkurangnya jumlah data komplin pelanggan PDAM Tirta Daroy di tahun 2018.
PDAM Tirta Daroy saat ini sudah menyelesaikan hampir 50 ribu sambungan dengan cakupan pelayanan mencapai 90% lebih. Meskipun diakui masih ada beberapa warga yang belum menikmati suplya air 24 jam, namun secara keseluruhan semua pelanggan sudah dapat menikmati air bersih.
“Inilah yang akan menjadi fokus kerja kita, yaitu menuntaskan persoalan air besih di tahun 2019. Ini juga adalah visi dan misi Wali Kota bersama Wakil Wali Kota Banda Aceh, Insya Allah kita jajaran PDAM Tirta Daroy yang akan wujudkannya,” kata dirut PDAM Tirta Daroy.
T. Novizal yang kerap disapa Ampon Yub itu menyebutkan, sangat jarang PDAM di Indonesia memperoleh tingkat cakupan pelayanan diatas 90%. Prestasi itu menurut dia membanggakan, tetapi tidak untuk menyombongkan diri. Sebab dia yakin, dengan kekompakan perangkat kerja, serta dukungan penuh dari Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh serta seluruh stakeholder, pelayanan PDAM Tirta Daroy akan dirasakan oleh warga Kota Banda Aceh.
Sementara data keluhan pelanggan yang dirilis PDAM dari berbagai komplin menunjukkan grafik yang terus menurun. Tahun 2015 komplin pelanggan di perusahaan milik pemerintah kota Banda Aceh itu mencapai 600 kasus, angka ini kemudian menurun di tahun 2016 menjadi 400 kasus. Tahun 2017 komplin pelanggan kembali meningkat karena banyak kerusakan infrastruktur air minum akibat pembangunan Fly Over di Simpang Surabaya dan Underpass Beurawe.
Penurunan drastis justeru terjadi di tahun 2018, komplin pelanggan hanya tercatat 80 kasus di akhir September. Diantaranya, kawasan Ulee Lheu 16 kasus, Lampulo 12 kasus, Jeulingke 27 kasus, Ulee Kareng 9 kasus, Meuraxa 12 kasus dan desa Lamcot 4 kasus. Itu artinya, komitmen PDAM Tirta Daroy untuk menuntaskan permasalahan air minum bukan hanya isapan jempol. Ampon Yub yang dipercayakan sebagai orang nomor satu diperusahaan pelat merah itu, sudah menampakkan kinerjanya yang profesional.
Terkendala Air Baku
Permasalahan serius yang dihadapi PDAM Tirta Daroy saat ini adalah air baku. Dalam beberapa tahun terakhir kondisi air sungai terus mengalami perubahan yang menyebabkan terkendalanya produksi air bersih.
Menurut H.T. Novizal Aiyub, saat musim penghujan air sungai Krueng Aceh mengalami tingkat kekeruhan yang sangat tinggi yaitu mencapai 2000 – 3000 Nephelometric Turbidity Unit (NTU) bahkan pernah mencapai angka 4000 NTU. Kondisi ini diperburuk lagi dengan banyak sampah yang terhayut dari hulu dan sepanjang aliran sungai, sehingga menyebabkan kemampuan produksi berkurang.
“Kondisi seperti ini sangat berpengaruh pada keterbatasan kemampuan pengolahan air bersih, sehingga air yang kita distribusikan ke pelanggan juga menjadi berkurang,” Pungkas Aiyub.
Sedangkan pada musim kemarau kata dia, air sungai mengalami penurunan drastis. Sehingga sangat tergantung pada bendungan karet yang satu-satunya andalan PDAM Tirta Daroy untuk membendung air sungai.
Jika bendungan karet dalam kondisi bagus katanya, PDAM dapat mendistribusikan air kepada pelanggan 700 liter/detik. Tapi jika bendungan itu bocor maka PDAM hanya sanggup mensuplay air 500 liter/detik.
Ditanya berapa sering bendungan karet itu mengalami kebocoran, Ampon Yub mengaku selama dirinya menjadi direktur PDAM Tirta Daroy, bendungan yang merupakan wewenang Balai Sumatera – I itu sudah mengalami lebih dari dua kali kebocoran.
Sebagaimana diketahui, kebocoron bendungan karet di Krueng Aceh, Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar itu sudah terjadi berulang-ulang. Untuk perbaikan juga sering lamban ditangani oleh pihak terkait. “Untuk perbaikan bendungan karet adalah wewenang Balai Sumatera-I, kita tidak tahu persis berapa lama setiap kebocoran selesai diperbaiki,” sebutnya.
Tugas besar yang sedang digeluti PDAM Tirta Daroy saat ini adalah membangun sistim Distrik Meter Area (DMA). Ini bertujuan untuk melokalisir perjalanan air di dalam pipa di suatu wilayah. Sistim DMA dinilai ampuh untuk mengatasi keluhan air minum yang kerap bermasalah. Karena DMA akan membatasi pergerakan air dari satu wiayah ke wilah lain. Kehilangan air juga dapat diperkecil dengan sistim ini.
Keunggulan sistim DMA bukan hanya cerita di atas kertas. PDAM Tirta Daroy sudah membuktikkannya dengan aksi nyata di lapangan. Beberapa kawasan yang sebelumnya sulit mendapat suplay air bersih dari PDAM, pasca DMA justeru daerah yang sangat lancar mendapatkan air. Yaitu di kawasan Darussalam, sebelum adanya DMA, kota pelajar itu merupakan kawasan yang tercatat banyak komplin. Sekarang semua sudah teratasi.
Selain DMA di Darussalam, PDAM Tirta Daroy juga sedang merencanakan pembangunan satu unit reservoir di kawasan Taman Sari. Diperkiran akan menghabiskan anggaran sebesar Rp.13.000.000.000,- yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) tahun 2019. Reservoir tersebut bertujuan untuk melayani pelanggan di pusat kota dan sebahagian warga pesisir. Wilayah yang sangat terbantu dengan reservoir ini antara lain, Kecamatan Kuta Raja, Jaya Baru dan sebahagian Kecamatan Baiturrahman.
Bila dijumlahkan, reservoir yang akan dibangun itu, akan mampu mendistribusikan air kepada 12 ribu sambungan rumah atau setara dengan 81.763 jiwa. Jumlah tersebut adalah sebahagian dari warga kota dan pesisir yang selama tidak terlayani dengan sempurna. Karena hanya mengandalkan satu pipa distribusi utama. Dengan adanya reservoir, maka pelayanan akan lebih dapat dimaksimalkan.
Untuk mendukung terlaksananya program tuntas di tahun 2019, PDAM Tirta Daroy tidak bekerja sendiri. Baru-baru ini PT. Adhya Tirta Batam menyatakan kesediaannya membantu PDAM Tirta Daroy keluar dari permasalahan air bersih di kota Banda Aceh yang belum merata.
“Berdasarkan surat minat dari PDAM Tirta Daroy kepada ketua umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) untuk mengikuti program kemitraan solidaritas tahun 2018 – 2019 dan atas konfirmasi kesedian PT. Adhya Tirta Batam untuk menjadi mentor. Kemitraan ini difasilitasi oleh PERPAMSI”, sebut Aiyub.
Demikian, antara lain bunyi surat perjanjian kerja sama PDAM Tirta Daroy dengan PT. Adhya Tirta Batam yang tanda tangani oleh, President Director PT. Adhiya Tirta Batam (Ir. Benni Andrianto, MM) Direktur Utama PDAM Tirta Daroy (H.T. ovizal Aiyub, SE Ak) dan ketua umum PERPAMSI (Erlan Hidayat, SE. Ak).
Tak hanya itu, 20 orang tenaga teknis PDAM Tirta Doroy diboyong ke Sumatera Utara oleh PT. Adhya Tirta Batam untuk ditraining berbagai bidang keahlian dalam menuntaskan persoalan distribusi air yang sudah lama mendera PDAM Tirta Daroy. (Sabur)