“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat memberikan semangat berwirausaha bagi perajin yang pada akhirnya dapat menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat, sekaligus upaya mempertahankan warisan budaya yang ada di daerah kita,” ujar Nurmiaty.
Dalam pembukaan pelatihan Senin (22/10/2018) pagi tadi, Nurmiaty mengatakan kerajinan tangan berupa tas motif Aceh cukup banyak diminati oleh konsumen, bahkan sudah menembus pasar internasional.
“Dari pengalaman selama mengikuti promosi tingkat nasional, produk tas motif Aceh banyak diminati konsumen, bahkan kerajinan tangan kita mampu menembus pasar internasional,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua panitia Fauziah mengatakan peserta yang mengikuti pelatihan tersebut berjumlah 10 perajin yang akan dibagi dalam dua angkatan.
“Untuk angkatan pertama akan dilaksanakan pada 22 Oktober hingga 3 November 2018. Sedangkan untuk angkatan kedua kedua akan diberikan pelatihan pada 4-17 November 2018,” ujarnya seraya menyebut pelatihan menjahit tas motif Aceh tersebut dipantau langsung proses pelaksanaannya oleh pengurus Dekranasda Banda Aceh.