Dinkes Banda Aceh Gelar Diseminasi Riset Kesenjangan Imunisasi dengan UNICEF dan SEHAI

Banda Aceh,Infopublik – Dinkes Banda Aceh bekerja sama dengan Yayasan Sehat Hebat Data Aceh Indonesia (SEHAI) dan UNICEF Perwakilan Aceh, menggelar diseminasi hasil riset bertajuk “Kajian Perspektif Masyarakat dan Tenaga Kesehatan untuk Mengatasi Kesenjangan Imunisasi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun di Aceh”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Balee Keurukon, Senin (25/08/2025).

Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinkes Provinsi Aceh, Ferdiyus, SKM, M.Kes. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya riset ini sebagai bahan kajian untuk memahami tantangan dalam meningkatkan cakupan imunisasi, khususnya bagi anak Baduta (bawah dua tahun).

“Kami menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor agar kesenjangan imunisasi dapat diatasi dengan langkah strategis yang lebih tepat sasaran,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, Andi Yoga Tama, menguraikan berbagai faktor penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Aceh. Menurutnya, masalahnya tidak hanya terletak pada pengetahuan masyarakat, tetapi juga mencakup hambatan kepercayaan, akses layanan, dan dukungan keluarga.

“Dibutuhkan kerja sama dari seluruh pihak terkait, baik pemerintah, akademisi, tenaga kesehatan, maupun masyarakat, untuk mendorong peningkatan kesadaran dan penerimaan imunisasi dasar lengkap di Aceh,” tegas Andi Yoga Tama.

Narasumber kegiatan, dr. Dita Ramadonna, M.Sc, memaparkan hasil riset yang mengungkap tren imunisasi dasar lengkap dan imunisasi baduta lengkap di Banda Aceh. Temuan riset menunjukkan bahwa masih ada anak-anak, termasuk dari keluarga tenaga kesehatan, yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

“Hal ini menunjukkan bahwa persoalan imunisasi tidak hanya berkaitan dengan akses layanan, tetapi juga faktor kepercayaan, pengetahuan, dan sikap orang tua,” ungkap dr. Dita.

Ia menambahkan, beberapa faktor lain yang memperparah kesenjangan imunisasi adalah keterbatasan komunikasi efektif tenaga kesehatan, maraknya misinformasi di masyarakat, dan rendahnya dukungan keluarga inti.

“Kita perlu memperkuat komunikasi berbasis bukti, meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, serta memperluas kolaborasi lintas sektor. Tanpa intervensi nyata, kesenjangan ini akan berdampak jangka panjang pada kualitas kesehatan anak Aceh di masa depan,” jelasnya.

Melalui diseminasi ini, ia mengharapkan dapat terbangun komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat strategi, kebijakan, dan intervensi program imunisasi di Aceh. Tujuannya agar setiap anak mendapatkan haknya atas imunisasi dasar lengkap untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.(TM/Hz)

Facebook Comments