Banda Aceh – Pemko Banda Aceh memperkuat komitmennya untuk mewujudkan pendidikan inklusif dengan menyelenggarakan Seminar Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Kegiatan yang diperuntukkan bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SD/MI ini berlangsung di Aula Lantai IV Balai Kota Banda Aceh, Selasa (26/08/2025).
Turut hadir dalam kegiatan itu, Ketua TP-PKK Banda Aceh Dessy Maulidha, SKG, Ketua Pokja Bunda PAUD Banda Aceh, Dr. dr. Siti Hajar, M.Kes., M.Ked(Oph)., SpM, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Dr. dr. Safrizal Rahman, M.Kes., Sp.OT serta tamu undangan lainnya.
Momen strategis ini juga diwarnai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Bunda PAUD Kota Banda Aceh dengan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Ketua TP-PKK Banda Aceh Dessy Maulidha diwakili Ketua Pokja Bunda PAUD Banda Aceh, dr. Siti Hajar, hadir memberikan apresiasi dan mengatakan pentingnya peran guru sebagai garda terdepan dalam mengenali potensi dan kebutuhan khusus anak didik sejak dini.
“Pendidikan inklusif adalah masa depan. Dengan mendeteksi lebih awal, kita dapat memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, mendapatkan layanan pendidikan dan pendampingan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya,” ujarnya.
Seminar ini menghadirkan dua pemateri kompeten di bidang psikologi anak, yaitu, Rulia Hanifah, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Wenny Aidina, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Kedua ahli tersebut membekali puluhan peserta dengan pengetahuan teoretis dan praktik mengenai tanda-tanda awal anak berkebutuhan khusus, teknik observasi di kelas, serta langkah-langkah awal yang harus dilakukan guru sebelum merujuk anak kepada tenaga profesional.
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas tenaga pendidik tetapi juga membangun jaringan kolaboratif yang sinergis antara pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan institusi akademik.(TM/Hz)