Reporter JIJI Press Perwakilan Jepang Sebut Implementasi Program Bank Sampah WCP Sangat Baik

Banda Aceh – Seorang wartawan JIJI Pres perwakilan Jepang di Jakarta Yasuyoshi SAKAKIBARA menyebutkan Implementasi Program Bank Sampah berbasis Waste Collecting Point (WCP) di Kota Banda Aceh sudah sangat baik.

“Sangat baik (hasilnya). Setiap tahunnya depo-depo Bank Sampah WCP itu terus bertambah dan berkembang. Hingga kini sudah ada 31 titik depo WCP dari 15 Gampong di Kota Banda Aceh. Hal ini menandakan adanya perkembangan yang signifikan dari program ini,” ungkap Yasuyoshi dalam kunjungannya sekaligus melakukan dokumentasi perkembangan program kerja sama antara Kota Banda Aceh dengan kota Higashimatsushima pada Senin (22/2/2021).

Selain memantau perkembangan depo-depo Bank Sampah WCP, Tim CoMu project juga mempelajari perkembangan aliran ekonomi dari rentetan program yang berjalan. Hingga berita ini diturunkan, para tamu asing tersebut telah mengunjungi 4 lokasi depo yang ada di Desa Alue Deah Teungoh.

Agenda kunjungan ini dilakukan langsung ke Desa Alue Deah Teungoh Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh guna melihat perkembangan program Bank Sampah Waste Collecting Point (WCP) yang telah diimplementasikan Pemerintah Kota Banda Aceh sejak tahun 2015 lalu bekerjasama dengan Pemerintah Kota Higashimatsushima dan CoMu Project.

Dalam hal ini, Yasuyoshi disambut oleh Keuchik Alue Deah Teungoh, Azri Munaldi, SE., untuk berkeliling desa sambil memotret beberapa gambar bangunan Bank Sampah WCP yang ada. Selain itu, pihak terkait juga didampingi oleh Kasi. Teknologi Pengelolaan Sampah DLHK3, Rosdiana, ST.,MT. dan Kasubbag Program dan Pelaporan, Yusrida Arnita, SP.,M.Sc.

Tak hanya memantau perkembangan program kerjasama Bank Sampah WCP, Yoshi-san beserta rombongan juga ikut menyambangi beberapa lokasi lainnya seperti kebun gampong (Village Garden), lokasi pembuatan kompos, Bank sampah induk, lokasi pemrosesan akhir sampah (TPA) dan implementasi sistem bank sampah WCP di Min 1 Banda Aceh.

Menanggapi agenda tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh, Hamdani, SH. Mengatakan kunjungan ini tidak dilakukan rutin setiap tahunnya, melainkan pada momen tertentu saja.

“Jadi kunjungan itu tidak setiap tahun ya, tapi di moment tertentu saja. Seperti hari ini agenda kunjungan menjadi bagian daripada evaluasi lapangan terhadap program lima tahun lalu. Kerjasama antar Kota Banda Aceh dengan pemerintahan Jepang itu sudah selesai di tahun 2019 dan 2020 kemarin kita ajukan lagi program kerjasama ini.” Ungkap Hamdani kepada tim liputan.

Selanjutnya, Yoshi-san bersama rombongan di akhir kunjungan menyatakan sangat apresiasi kerja Pemko yang telah mengimplementasikan program kerjasama ini dengan sangat baik ke desa-desa yang ada di Kota Banda Aceh, hanya perlu melanjutkan dan konsisten dalam program ini.

Kasi Teknologi Pengelolaan Sampah DLHK3, Rosdiana, ST.,MT. juga mengungkapkan ada sembilan (9) titik depo di desa Alue Deah Teungoh, namun hanya tujuh (7) yang telah terbangun depo dan dua (2) lainnya akan di bangun pada tahun 2021.

Disisi lainnya, Kasubbag Program dan Pelaporan DLHK3, Yusrida Arnita, SP.,M.Sc. juga berharap dengan adanya kunjungan evaluasi ini pemerintahan Kota Higashimatsushima akan melanjutkan kerjasama antar dua kota ini, terutama pendampingan program bank sampah WCP ini, mulai dari teknis sosialisasi yang efektif, sistem monitoringnya serta penerapan reward dan punishment terhadap masyarakatnya untuk peningkatan pengurangan sampah di Kota Banda Aceh mencapai 30% dari timbulan sampah hingga Tahun 2025 sesuai Peraturan Walikota Banda Aceh No.46 Tahun 2018 tentang kebijakan dan strategi Kota Banda Aceh dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga.(Ah/Hz)

Facebook Comments