Illiza Jadi Narasumber di Forum Bisnis BUM-PTNBH Nasional

* Paparkan Potensi Banda Aceh Sebagai Kota Parfum Indonesia

Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menjadi narasumber dalam acara Forum Bisnis BUM-PTNBH 2025, yang diselenggarakan di Gedung AAC Dayan Dawood pada Selasa, 15 April 2025.

Turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua Umum PTNBH Latunreng, perwakilan PT Prima IPN Sulistiawati, Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. Marwan, Direktur Hilirisasi Kementerian Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Yos Sunitiyoso, serta Deputi Regional BSI 1 Aceh, Saiful Musadir.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal menyampaikan apresiasinya kepada Rektor USK dan seluruh jajaran akademisi atas kerja sama yang telah terjalin dengan pemko. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan perguruan tinggi sebagai kunci untuk memajukan Banda Aceh, khususnya.

Wali Kota berharap kegiatan ini dapat dipublikasikan secara luas dan mendapat respons positif dari pemerintah pusat, termasuk Presiden.

Pada kesempatan tersebut, Illiza memaparkan biografi Kota Banda Aceh kepada para peserta forum. Ia menegaskan komitmennya, sejak masih menjadi anggota DPR RI, untuk memperluas pemahaman tentang potensi Banda Aceh melalui sinergi dengan perguruan tinggi.

Illiza sangat mendukung kolaborasi ini dan yakin bahwa sinergi tersebut akan berkontribusi pada pembangunan Indonesia, menjadikan Banda Aceh sebagai laboratorium inovasi.

Lebih lanjut, Wali Kota Illiza menjelaskan bahwa kerja sama antara Pemerintah Kota Banda Aceh dan USK bukanlah inisiatif baru, melainkan hubungan yang telah lama terjalin dan kini kembali diperkuat.

Dari hasil diskusi bersama Rektor USK, kata Illiza, menghasilkan kesepakatan untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota parfum di Indonesia. Alasanya, Aceh memiliki potensi nilam yang berkualitas tinggi dan terkenal di dunia. Namun selama ini sebagian besar pengelolaannya berada di Singapura.

“Jika dilihat dari pemanfaatan nilam secara internasional, 70 persen bahan bakunya berasal dari Aceh. Selain itu, kopi kita juga telah digunakan oleh jaringan kedai kopi internasional seperti Starbucks,” ungkap Wali Kota Illiza.

Pada kesempatan yang sama, Illiza mengapresiasi langkah USK yang menunjukkan kepedulian terhadap petani nilam melalui program pembinaan di berbagai daerah di Aceh. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai penggerak reformasi sosial dan ekonomi.

“Kontribusi USK bagi Banda Aceh selama ini sangat signifikan, sebab itu perlu terus diperkuat agar hasil riset tidak hanya berhenti di publikasi ilmiah, tetapi juga dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat dan pelaku usaha, khususnya di Kota Banda Aceh,” ungkap Illiza.

Wali Kota Illiza juga menyoroti potensi riset dan inovasi yang dimiliki USK, di mana setiap tahunnya terdapat ratusan karya yang telah didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Saya berharap seluruh riset dan inovasi ini dapat diimplementasikan secara nyata. Saya akan sangat senang jika hasil riset tersebut benar-benar dapat kita kembangkan di Aceh, Banda Aceh, dan daerah lainnya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wali Kota menyampaikan rencana kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kelompok masyarakat, Bank Indonesia (BI) sebagai mitra, dan sejumlah perbankan lainnya.

“Program-program ini akan dilaksanakan melalui Banda Aceh Akademi, dengan fokus utama pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal agar mampu bersaing di pasar regional, nasional, hingga internasional melalui berbagai pelatihan dan pengembangan,” katanya.

Terakhir, Wali Kota Illiza juga memaparkan potensi Kota Banda Aceh dari sektor wisata, UMKM, kelautan, kemaritiman, dan kehutanan.(CM)

Facebook Comments