Pj Wali Kota: Digital dan Syariah Beriringan Membangun Masyarakat Modern
Banda Aceh – Dalam rangka menindaklanjuti program Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) Tahun 2022, Pemerintah Kota Banda Aceh mengikuti Evaluasi Implementasi Program Kota Cerdas (Smart City) yang dilaksanakan oleh Kemkominfo, Senin (3/10/22) secara daring, di Pendopo wali kota.
Pelaksanaan tersebut bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian PAN dan RB.
Melalui program evaluasi dimaksud, seratus empat puluh satu (141) kota/kabupaten yang terpilih pada periode 2017-2021 diharapkan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi implementasi program kota cerdas (smart city).
Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq dalam paparannya menyampaikan peta Jalan Implementasi berisi program pembangunan Smart City yang menjadi acuan pemerintah Kota Banda Aceh dalam mewujudkan Masterplan Smart City menjadi pelaksanaan pembangunan.
“Peta jalan pembangunan Smart City terbagi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Pembangunan Jangka Pendek, Pembangunan Jangka Menengah, dan Pembangunan Jangka Panjang. Tim Teknis Smart City telah menjabarkannya berdasarkan analisa kesiapan Kota Banda Aceh. Misalnya pembangunan jangka pendek adalah quick win E-Berindah, sedangkan jangka panjang misalnya Banda Aceh Command Center,” katanya.
Adapun beberapa regulasi Pendukung Smart City Kota Banda Aceh yang sudah terbentuk hingga saat ini salah satunya adalah Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 18 Tahun 2020 tentang Smart City Kota Banda Aceh dan masih banyak lagi regulasi lain seperti Regulasi Satu Data dan SPBE untuk sedikit demi sedikit mempercepat transformasi digital dan membangun ekosistem Smart City di Kota Banda Aceh.
“Visi adalah tujuan, masa depan, cita-cita, hal yang ingin dilakukan. Di dalam Masterplan Banda Aceh Smart City, terdapat tiga poin yang menjadi Visi Banda Aceh Smart City, yaitu Kota Pintar yang Islami, Inovatif, dan Kompetitif. Kami memiliki harapan Smart City Kota Banda Aceh memiliki ciri khas tersendiri dimana Digital dan Syariah dapat berjalan beriringan membangun masyarakat yang modern namun tak melupakan penciptanya serta mempertahankan warisan budaya lokal,” harap Bakri. (Hz)