Serunya Aminullah Memanen Ikan Kuwe di Keramba Jaring Apung Ulee Lheue

Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman memanen Ikan Kuwe hasil budidaya dengan teknik keramba jaring apung di kuala Ulee Lheue, Sabtu (6/10/2018) sore.

Teknik budidaya ikan yang sering disebut ikan Rambeu oleh masyarakat Aceh itu dikembangkan oleh nelayan setempat bersama tim dari Unsyiah. Tak kurang dari 7.000 ekor ikan Rambeu berbagai ukuran siap dipanen dari keramba berkonstruksi kayu tersebut.

Untuk mencapai lokasi keramba yang berada tak jauh dari jembatan Ulee Lheue, Wali Kota Aminullah dan rombongan harus menaiki boat nelayan dari dermaga kecil di bibir kuala.

Guyuran gerimis dan arus kuala yang cukup keras tak menyurutkan semangat dan rasa penasaran sang wali kota.

Setibanya di atas keramba, dengan menggunakan alat pancing tradisional, Aminullah menjajal tarikan ikan predator yang cukup disegani oleh para pemancing itu. Dan strike! Seekor Rambeu berukuran sedang berhasil didaratkan.

Panen ikan hasil budidaya keramba jaring apung sore itu pun ditutup dengan makan bersama dengan masyarakat nelayan Ulee Lheue yang hadir. Menu utamanya tentu saja ikan Rambeu bakar plus sambal kecap.

Turut hadir di sana, Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Banda Aceh Zulkifli Syahbuddin, Kabag Humas Taufiq Alamsyah, Camat Meuraxa Ardiansyah, tim Fakultas MIPA Unsyiah, dan sejumlah awak media.

Aminullah: Prospeknya Sangat Menjanjikan

Dengan modal awal Rp 50 juta, dalam waktu tiga bulan petani nelayan Ulee Lheue dapat meraup untung sekira Rp 20 juta. “Jadi budidaya ikan dengan teknik keramba jaring apung ini prospeknya sangat menjanjikan,” kata Aminullah.

“Terus terang ini di luar ekspektasi saya. Hasilnya melimpah, tekniknya mudah, dan juga aman. Ini potensi kelautan Banda Aceh yang harus kita kembangkan,” kata wali kota yang menyatakan secara pribadi juga tertarik untuk berinvestasi.

“Ke depan akan kita upayakan anggaran khusus untuk menjadikan ini sebagai pilot project Pemko Banda Aceh. Kita harus beri contoh agar masyarakat nelayan bisa mengembangkan teknik budidaya ikan ini, tanpa harus ke tengah laut,” katanya lagi.

Di tempat yang sama, ketua kelompok nelayan Firdus Basyah mengharapkan agar budidaya ikan Kuwe ini dapat diperluas di banyak tempat, bukan hanya di Ulee Lheue. “Dengan teknik sederhana, untungnya berlipat ganda.”

“Dengan modal investasi Rp 50 juta, kami dapat meraup Rp 20 juta keuntungan dalam tiga bulan saja. Untuk itu, kami sangat berharap dukungan dari Pemko Banda Aceh untuk mengembangkan keramba jaring apung ini secara swakelola oleh masyarakat dan juga di-support tim dari Unsyiah,” kata pria yang juga berprofesi sebagai dosen di FMIPA Unsyiah ini.

Facebook Comments