Banda Aceh – Delegasi Pemerintah Kota Bandung yang dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdako Bandung Iming Ahmad melakukan kunjungan kerja ke Banda Aceh.
Kunjungan kerja dimaksud dalam rangka studi komparasi ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Banda Aceh, serta Bagian Adminstrasi Pembangunan Setdako Banda Aceh terkait pengendalian kualitas pembangunan.
Beserta timnya berjumlah 10 orang dari Bagian Program Desain dan Kualitas Pembangunan Setdako Bandung, Iming Ahmad diterima langsung oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal di ruang rapat wali kota, Selasa (11/4/2017). Pada kesempatan itu Illiza turut didampingi oleh Kepala Bappeda Gusmeri beserta sejumlah pejabat terkait lainnya.
Menyambut tamunya, Illiza menyampaikan Bandung dan Banda Aceh mempunyai ikatan yang kuat, salah satunya Museum Tsunami Aceh yang desainnya dirancang oleh Ridwan Kamil -Wali Kota Bandung saat ini.
“Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) merupakan ikon wali kota yang smart dan menginspirasi banyak orang. Di bawah kepemimpinannya, Bandung menjadi role model program smart city di Indonesia. Saya sendiri banyak belajar dari beliau.”
Selanjutnya Illiza memaparkan beberapa best practice Kota Banda Aceh, seperti perimbangan belanja publik dan aparatur dalam APBK, peningkatan infrastruktur dan layanan, regulasi berikut program/kegiatan terkait tata kelola bangunan, dan master plan RTH.
“Kami juga telah melahirkan suatu aplikasi yang diberi nama Simpel (Sistem Monitoring, Pelaporan, dan Evaluasi). Aplikasi ini untuk memudahkan upaya Monev dan pelaporan kegiatan pembangunan yang dikelola oleh setiap SKPK. Total kami sudah memiliki 182 aplikasi, namun baru 98 di antaranya yang dapat kami maksimalkan.”
Illiza juga mengungkapkan rencana pihaknya untuk melakukan kunjungan kerja ke Bandung guna mempelajari best practice Pemko Bandung. “Penawaran kerja sama dari Bandung Insya Allah akan kita sanggupi, dan nanti kami juga akan melakukan Kunker balik ke sana,” katanya.
Sementara itu, Iming Ahmad menyebut kedatangan pihaknya untuk ‘menimba ilmu’ ke Banda Aceh yang mampu bangkit pasca bencana maha dahsyat sekira satu dekade silam. “Banda Aceh luar biasa dengan konsep islamic cyber city-nya, dan sejalan dengan konsep smart city di Bandung yang memanfaatkan ICT secara menyeluruh, terintegrasi, sistematis, dan terencana.”
Menurutnya, sejumlah permasalahan yang masih ada seperti kemacetan, persampahan, penataan PKL, dan manajemen banjir sedang ditangani secara bertahap oleh Pemko Bandung. “Untuk itu, kami berharap bisa mendapat informasi dan pengalaman dari Banda Aceh terkait pengendalian pembangunan berbasis ICT. Kunjungan ini momen berharga bagi kami, dan semoga pula dapat meningkatkan silaturahmi dan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua kota,” pungkasnya.