Banda Aceh – sebanyak 250 UMKM di Banda Aceh ikut serta menampilkan produk-produk mereka pada kegiatan pemetaan produk-produk UMKM Lokal Menjadi Produk Unggulan Daerah (PUD) yang bersertifikasi One Produk One Village (OVOP), (5/4/2017) di Aula Lantai IV Balaikota Banda Aceh. Kegiatan ini dibuka oleh Sekdakota Banda Aceh, Ir Bahagia DilpSE.
Ketua OVOP, Saifullah Muhammad mengatakan semua UMKM yang diundang sangat antuasias hadir mengenalkan produk mereka untuk dipetakan sebagai produk unggulan daerah.
“Dari semua UMKM nanti akan dilakukan survey dan akan dibuat perangkingan. Sekitar 40 atau 50 UMKM rangking teratas akan dibina,” ungkapnya.
Dengan pembinaan, lanjutnya diharapkan akan ada peningkatan grade dari produk-produk UMKM di Banda Aceh.
“Banyak produk yang sudah bagus, tapi belum ada kemasan. Yang seperti ini nanti akan kita bina,” tambahnya.
Sekdakota: Pemko Dorong Pemberdayaan Ekonomi Melalui PUD Berdaya Saing
Sementara itu, Sekdakota Banda Aceh Ir Bahagia DiplSE saat membuka acara mengatakan Pemko Banda Aceh sangat konsisten dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui peningkatan Produk Unggulan Daerah/Lokal (PUD) yang bernilai dan bisa bersaing dengan produk-produk dari daerah lainnya.
Kata Sekda, Gerakan One Village One Product (OVOP) merupakan program yang dicetuskan pertama kali oleh Jepang pada tahun 1979. Program tersebut terbukti berhasil sebagai program pengembangan ekonomi regional dimana produk-produk lokal tersebut pada akhirnya berhasil menjadi produk unggulan daerah bahkan menjadi produk nasional dan mampu bersaing di pasar global. Gerakan ini juga telah terbukti sebagai alat yang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, dinamisme ekonomi gampong, peningkatan pendapatan daerah dan solidaritas sosial dengan menciptakan produk yang unik dan produk nilai tambah.
Lanjutnya, dampak-dampak positif tersebutlah yang juga ingin dicapai dengan menerapkan program OVOP di Indonesia termasuk di Kota Banda Aceh.
“Namun demikian, pengembangan produk lokal melalui OVOP juga memerlukan perhatian dan pembinaan serius dengan komitmen yang jelas dari semua pihak khususnya para pelaku UMKM,” ujar Sekda.
Ada beberapa hal yang akan dilakukan pembinaan oleh Ovop dan Pemko terhadap UMKM, mulai dari pemeliharaan kualitas produk agar sesuai standar, packaging yang menjual, serta syarat-syarat yang dibutuhkan untuk sebuah produk yang baik.
“Dengan demikian, produk lokal di Banda Aceh dapat menjadi produk yang bersaing dengan produk dari daerah maupun negara lainnya. Hal ini dapat kita lakukan terlebih dengan berbagai peluang melalui program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” tutup Sekda.