Banda Aceh – Konsul Muda di Konsulat Jenderal Jepang yang berkedudukan di Medan Daiki Yokoyama melakukan kunjungan kerja ke Balai Kota Banda Aceh, Rabu (29/3/2017). Ia disambut oleh Sekdako Banda Aceh Bahagia bersama sejumlah Kepala SKPK dan Kabag terkait di lingkungan Setdako Banda Aceh.
Membuka pembicaraan, Yokoyama menyebutkan kedatangannya ke Banda Aceh untuk menjajaki hubungan kerja sama sister city antara beberapa kota di Jepang dan Banda Aceh. Selain itu, ia juga menjelaskan skema bantuan ekonomi dari Jepang berupa bantuan dana hibah.
“Saya kemari untuk mencari informasi terkait potensi Banda Aceh yang berhubungan dengan tawaran kerja sama sister city dan bantuan hibah dari Pemerintah Jepang. Tugas saya mempromosikan informasi daerah-daerah di Indonesia kepada masyarakat Jepang. Kami juga menampilkan informasi mengenai Aceh di website kami dalam bahasa Jepang,” tuturnya.
Menurutnya, semakin banyak terjadi people exchange maka semakin bagus hubungan antar Indonesia dan Jepang. “Kebijakan sister city sangat bagus untuk meningkatkan hubungan ini. Sejak menjalin hubungan diplomatik pada 1958, beberapa kota antar kedua negara sudah menjalin kerja sama sister city, salah satunya Medan dan Ichikawa.”
Masih menurut Yokoyama, salah satu kota yang mungkin cocok untuk menjadi sister city-nya Banda Aceh yakni Mano Town yang terletak di Sado Island dalam Prefektur Niigata. “Mano Town merupakan daerah pesisir dan maju sektor pariwisatanya.
“Jika sudah menjadi sister city, tentu lebih banyak hal yang bisa dikerjasamakan kedua kota mulai dari bidang lingkungan hingga pendidikan. Bentuk kerjasamanya juga akan bisa lebih intens dan fokus. Saya siap menjembatani dan mempersiapkan segala dokumen atau berkas kerja sama sister city antara kota-kota di Jepang dan Banda Aceh,” ungkapnya lagi.
Sementara terkait bantuan dana hibah dari Pemerintah Jepang, Yokoyama menyebutkan setiap tahunnya Konsulat Jenderal Jepang di Medan dijatah empat proyek yang masing-masing bernilai maksimal Rp 1 miliar. “Penerima bantuan hibah ini bisa pemerintah, yayasan, asosiasi, lembaga pendidikan atau lembaga lainnya yang berbadan hukum.”
Target programnya antara lain menyangkut layanan kesehatan dan pendidikan dasar, pengentasan kemiskinan, penanggulangan pengungsi, dan perlindungan manusia dari kekerasan. “Termasuk proyek fisik seperti pembangunan gedung sekolah, pusat rehab Narkoba, pengadaan mobil Damkar dan ambulans, fasilitas air bersih dan irigasi.”
“Nanti akan saya kirim via email informasi lengkapnya plus sejumlah formulir terkait bantuan dana hibah ini. Prosesnya cepat, setelah proposal diterima, langsung kami ajukan ke Tokyo,” pungkasnya seraya menyebut para pihak juga dapat mengakses informasi detail via website resmi mereka di http://www.medan.id.emb-japan.go.jp.
Sementara itu, Sekda Bahagia menyambut baik tawaran yang disampaikan oleh Yokoyama. “Kerja sama sister city akan memberi keuntungan bagi kedua belah pihak. Banda Aceh juga telah beberapa kali menjalin kerja sama serupa dengan beberapa kota di dunia seperti Apeldoorn-Belanda dan Samarkand-Uzbekistan.”
“Kami sangat tertarik dengan tawaran ini, dan akan segera kita kaji bersama pihak terkait, kota mana yang cocok dengan Banda Aceh untuk kerja sama sister city. Adapun sektor kerja sama yang kita anggap penting antara lain sektor air bersih, transportasi, dan konsep pembangunan berbasis green/smart city,” sebutnya.
Hingga kini, sambung Sekda, Banda Aceh juga masih menjalin kerja sama dengan Kota Higashimatsushima-Jepang. “Khususnya dalam bidang kebencanaan mengingat kedua kota pernah sama-sama luluh lantak akibat tsunami dan juga bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat.”
Terkait dengan bantuan dana hibah, Sekda mengatakan, pihaknya akan memilah terlebih dahulu program apa saja yang cocok dan dapat memenuhi skema yang telah ditentukan. “Banyak sekali program yang ditawarkan, nanti akan kami pilih mana yang cocok. Semoga kerja sama kita nantinya dapat berjalan dengan baik,” pungkas Sekda.