Aminullah Jadi Pembicara Pada Konferensi Internasional IEECCE 2018

Jakarta – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman didapuk menjadi salah satu pembicara pada “2nd Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE) 2018” yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (19/9/2018).

Pada sesi kelima konferensi bertaraf internasional ini, Wali Kota Aminullah tampil bersama Wali Kota Toyama-Jepang, Wali Kota Yogyakarta Hayardi Suyuti, Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, Director Sinar Mas Land Ignesjz Kemalawaeta, dan representatif Swedish Energy Agency Maria Vuorelma.

Dalam presentasinya bertajuk “Developing Smart and Sustainable Cities”, Aminullah berbagi pengalaman, pencapaian dan perencanaan Pemko Banda Aceh dalam mengembangkan Banda Aceh sebagai kota cerdas dan berkelanjutan. “Walau pernah luluh lantak akibat tsunami, saat ini Banda Aceh jauh lebih baik karena komitmen dan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dukungan dari berbagai pihak.”

“Dalam visi Banda Aceh Terwujudnya Kota Banda Aceh yang Gemilang dalam Bingkai Syariah, kami juga telah memcantunkan misi pembangunan infrastruktur kota yang berkelanjutan untuk mendukung enam misi lainnya,” katanya.

Aminullah meyakini, untuk mewujudkan suatu kota yang cerdas berkelanjutan, menghormati kearifan lokal menjadi syarat penting. “Islam telah menjadi identitas rakyat Aceh selama ratusan tahun. Oleh karena itu, visi kota pintar kami menggabungkan tujuan kota cerdas dengan kearifan lokal,” katanya lagi.

Menurutnya, kerukunan antar umat beragama menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan Banda Aceh.”Dan Alhamdulillah hal ini telah berlangsung ratusan tahun di Banda Aceh; tak pernah ada konflik antar umat beragama. Lewat forum komunikasi umat beragama yang terdiri dari tokoh lintas agama, masalah sekecil apapun dapat kita selesaikan. Pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat juga terus kita lakukan.”

Ia menambahkan, konsep kota pintar Banda Aceh dibagi ke dalam enam elemen utama, yaitu tata kelola yang cerdas, masyarakat cerdas, transportasi cerdas, infrastruktur berkelanjutan, masyarakat yang inklusif, dan kota tangguh.

“Elemen pertama dari kota pintar kami adalah membangun pemerintahan cerdas. Salah satu indikatornya adalah menyediakan layanan terpadu satu pintu yang efisien untuk mempercepat layanan publik seperti izin usaha dan pencatatan sipil yang didukung dengan sejumlah aplikasi online.”

“Banda aceh juga telah mengembangkan portal Open Data yang dapat diakses oleh warga dengan format data terbuka. Banda Aceh Data menjadi salah satu pilot project di Indonesia. Saat ini open data ini disediakan oleh 46 lembaga pemerintah kota dengan 200 dataset dan 290 sumber data,” kata Aminullah di hadapan ratusan peserta konferensi dari berbagai kalangan.

Facebook Comments