PKK Banda Aceh Meriahkan Ekshibisi Hidangan Kematian di PKA

Banda Aceh – Panitia penyelenggara Festival Kuliner di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7 menggelar ekshibisi hidangan kematian. Hidangan atau kenduri kematian ini biasanya disajikan ketika ada orang meninggal di Aceh. Beda gampong (desa) maka berbeda pula hidangan dan cara penyajiannya.

Ekshibisi hidangan kematian ini diikuti oleh tim penggerak PKK dari 22 kabupaten/kota se-Aceh, termasuk Banda Aceh. Pada acara yang berlangsung Selasa (7/8/2018), Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Bakhtiar Arahas, dan Kadis Syariat Islam Alizar hadir menyemangati kontingen Banda Aceh.

Terlihat hadir pula di sana Ketua TP-PKK Aceh Dyiah Erti Idawarti dan Ketua TP-PKK Banda Aceh Nurmiaty.

Dalam paparan Fauziah selaku Wakil Ketua TP-PKK Banda Aceh, sudah menjadi kebiasaan bagi warga Banda Aceh untuk menjamu tamu yang datang melayat ke rumah duka. “Biasanya hidangan ini disajikan pada hari ketiga, ketujuh, dan kesepuluh setelah seorang warga meninggal.

“Pada hari ketiga itu biasanya ada kegiatan rah jaroe teungku. Pada hari ketujuh juga akan hadir orangtua kampung dan ibu-ibu yang turut berbelasungkawa, dan pada hari kesepuluh juga akan diadakan sedikit kenduri untuk almarhum atau almarhumah,” ujarnya.

Ia menjelaskan beberapa menu yang kerap disajikan oleh warga Banda Aceh dalam hidangan kematian antara lain nasi putih, cecah kulet, kuah boh labu tepeuleumak, pep kareng bak empek, boh itek dedah. Ada juga udang tumis aceh, pisang goreng,kue hun kwe, dan bu paeh.  

Fauziah juga meyampaikan, ketika ada orang meninggal, warga Banda Aceh tidak akan memberatkan pihak yang berduka. “Warga gampong yang akan bahu-membahu membawa dan menyediakan jamuan untuk orang-orang yang datang melayat.”

“Warga Banda Aceh tidak memberatkan pihak yang berduka akan tetapi membawa sendiri buah tangan. Warga juga ikut membantu segala keperluan kenduri kematian yang digelar di rumah duka,” kata istri Wakil Wali Kota Banda Aceh ini.

Facebook Comments