Banda Aceh Kota Pertama di Luar Jawa yang Capai Akses Sanitasi Layak 100 Persen

Banda Aceh – Bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-53, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mencanangkan sekaligus mendeklarasikan Banda Aceh sebagai kota yang telah bebas dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) oleh masyarakatnya, Rabu (22/11/2017).

Pencanangan dan pendeklarasian tersebut ditandai dengan penyerahan secara simbolis Sertifikat Open Defecation Free (ODF) kepada sembilan keuchik yang mewakili sembilan kecamatan di Banda Aceh oleh Wali Kota Aminullah bersama Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI Imran Agus Nurali.

Pada acara yang dipusatkan di Hermes Palace Hotel itu juga dilakukan penandatanganan Deklarasi ODF oleh Aminullah dan wakilnya Zainal Arifin, Ketua DPRK Arif Fadillah, perwakilan Kadinkes Aceh, Kadinkes Banda Aceh Warqah Helmi, dan perwakilan keuchik.

Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Imran Agus Nurali menyebutkan, pencapaian ini terasa begitu istimewa karena Banda Aceh menjadi kabupaten/kota pertama di luar Pulau Jawa yang berhasil mencapai salah satu target nasional 100.0.100 yakni 100 persen akses sanitasi layak.

“Secara internasional, gerakan bebas BABS ini masuk dalam target SDGs 2030. Sedangkan di Indonesia baru mencakup 70 persen kepala keluarga, dan di Provinsi Aceh baru 65 persen. Semoga dengan pencapaian ini Banda Aceh dapat memotivasi kabupaten/kota lainnya di Aceh bahkan Indonesia,” ungkapnya.

Menurutnya, gerakan bebas BABS sangat penting dalam mencegah berbagai penyakit berbasis air dan lingkungan mulai dari Diare hingga Stunting (tubuh pendek pada anak) yang masih dialami oleh sekitar 27 persen anak di Indonesia.

“Hebatnya lagi, berdasarkan hasil verifikasi oleh pihak Puskesmas, camat, dan keuchik, 100 persen akses sanitasi layak di Banda Aceh dicapai dengan penggunaan 100 persen jamban sehat permanen di setiap rumah warga, dimana hal ini sama dengan target SDGs pada 2030 nanti,” ungkapnya lagi.

Ia pun berharap sebelum 2019, Pemko Banda Aceh juga dapat mencapai target akses air minum 100 persen dan 0 persen kawasan kumuh, di samping target akses 100 sanitasi layak yang telah dicapai saat ini. “Semoga Banda Aceh bisa menjadi kota pertama di Indonesia yang bisa mencapai target universal akses 100.0.100, dan menjadi pilot project bagi daerah lain,” pungkas Imran.

Sementara itu, Aminullah menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian target 100 persen sanitasi layak seraya menyebutnya sebagai hasil kerja keras segenap unsur pemerintah dan warga Kota Banda Aceh. “Atas prestasi ini kami menyampaikan permohonan kepada pemerintah pusat melalui Kemenkes untuk mengalokasikan lebih banyak lagi dana APBN terkait pembangunan dalam bidang kesehatan.”

“Program-program konkretnya akan segera kami ajukan melalui Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. Kami yakin dengan hidup bersih dan sehat akan mempermudah dan mempercepat upaya kami dalam mewujudkan visi Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah,” sambungnya.

Khusus terkait peringatan HKN ke-53, wali kota menyebutnya sebagai momentum untuk mengingatkan semua pihak akan pentingnya kesehatan bagi manusia. Menurutnya, tanpa jiwa dan rohani yang sehat manusia tidak dapat berbuat apa-apa.

“Jiwa yang sehat akan memiliki ketahanan mental yang kokoh dan pikiran yang cerdas sehingga mampu melahirkan ide-ide yang cemerlang dalam pembangunan. Sementara dengan fisik yang sehat kita akan dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik dan menghasilkan karya-karya yang baik pula dan bermanfaat bagi kehidupan,” ungkapnya.

Peringatan HKN ke-53 tingkat Kota Banda Aceh juga dirangkai dengan penyerahan hadiah bagi para juara Lomba Cerdas Cermat tingkat Puskesmas dan kader Posyandu, serta enam sekolah dasar dengan cakupan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tertinggi di Banda Aceh

Facebook Comments