Tekad Aminullah Wujudkan Kota Pintar Islami, Kompetitif, dan Inovatif

Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bertekad untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai “Kota Pintar yang Islami, Kompetitif, dan Inovatif”. Tagline itu pula yang menjadi visi Banda Aceh Smart City sebagaimana terangkum dalam Buku 1 Banda Aceh Smart City.

Resume buku tersebut dipaparkan oleh Wali Kota Aminullah pada Bimtek Gerakan Menuju 100 Smart City Banda Aceh, yang digelar Diskominsfotik, Rabu (7/8/2019) di Gedung Information Technology Learning Center (ITLC), Banda Aceh.

Hadir pada acara tersebut, perwakilan dari Ditjen Aptika Kemenkominfo RI Mellawati dan pendamping program Smart City Banda Aceh Lolly Amalia. Hadir juga Sekda Banda Aceh Bahagia, Kadiskominfotik Bustami dan para Kepala SKPK lainnya, unsur akademisi serta pelaku usaha sektor jasa dan perdagangan di Banda Aceh.

Menurut wali kota, visi pembangunan kota pintar tersebut selaras dengan visi penerintahannya “Terwujudnya Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah”. “Dan nilai kompetitif dapat diwujudkan dengan membentuk masyarakat yang cerdas dan berdaya saing tinggi,” katanya.

“Sementara nikai inovatif diwujudkan dengan meningkatkan kualitas hidup, memberikan pelayanan publik yang efektif, efisien, transparan, dan partisipatif, dengan mengoptimalkan pemanfaatan TIK,” katanya lagi.

Aminullah pun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat khususnya Kemenkominfo yang telah menetapkan Banda Aceh sebagai salah satu kabupaten/kota dalam Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia.

“Ini merupakan langkah maju bagi Banda Aceh, dan tentu saja penetapan kota kami tak terlepas dari komitmen para stakeholder terkait dan kesiapan SDM maupun sarana dan prasarana pendukungnya,” ungkap Aminullah.

Masih menurut wali kota, penerapan konsep smart city akan lebih menghidupkan sektor-sektor unggulan Banda Aceh seperti ekonomi; perdagangan dan jasa, dan pariwisata. “Dengan mengoptimalkan TIK kita bisa mem-blow up promosi dan informasi tentang kota, sehingga akan lebih menarik minat wisatawan maupun investor untuk datang.”

Tak ketinggalan, ia menginstruksikan seluruh jajaran pemerintahannya dan segenap elemen kota agar jangan menyia-nyiakan penetapan Banda Aceh sebagai pilot project smart city Indonesia. “Saya minta semua SKPK untuk mendukung penuh program ini,” pintanya seraya menyebut kesiapan Pemko Banda Aceh dari sisi anggaran yang dibutuhkan.

Sebelumnya di tempat yang sama, Kadiskominfotik Bustami melaporkan pihaknya telah merampungkan penyusuanan Buku 1 Banda Aceh Smart City. “Buku ini merupakan bagian dari masterplan smart city Banda Aceh 2019-2029,” jelasnya.

Pada 10-11 Juli lalu, jelasnya lagi, Diskominfotik  juga telah melaksanakan bimbingan teknis tahap I Gerakan Menuju 100 Smart City Banda Aceh. “Hari ini dan Kamis (8/8) besok, dilaksanakan bimbingan teknis untuk tahap kedua untuk membahas draft awal masterplan smart city Banda Aceh 2019-2029.”

“Ini adalah pekerjaan bersama jajaran Pemko Banda Aceh. Untuk itu, kami membutuhkan dukungan penuh dari seluruh OPD untuk membantu penyusunan Masterplan Smart City Banda Aceh 2019-2029,” harapnya.

Representatif Kemenkominfo RI Mellawati ikut memberikan masukan terhadap Buku 1 Banda Aceh Smart City. “Kami mengapresiasi karena buku 1 ini telah selesai disusun, namun ada beberapa hal yang menurut hemat saya perlu diperbaiki. Salah satunya mengenai analisis masa depan; jangan terlalu ringkas, bisa diperluas lagi penjelasannya.”

“Kemudian terkait visi, khususnya pada kata ‘kompetitif’, alangkah bagusnya bisa lebih dispesifikkan menjadi daya saing dalam bidang ekonomi; perdagangan dan jasa. Harapan saya ke depan, Banda Aceh bisa ‘memotong’ Singapura sebagai hub (pusat) perdagangan Asia bahkan dunia. Secara geografis letak Banda Aceh sangat potensial, tinggal siapkan SDM dan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan bertaraf internasional,” katanya. (Jun)

Facebook Comments